welcome to my blog, This is the story of my life



Sabtu, 24 November 2012

kamu


Semua orang pasti ngerasain hal ini. Dari anak kecil yang ga tau apa-apa, anak-anak remaja, orang dewasa, sampai kakek-kakek dan nenek-nenek semuanya ngerasasain hal ini.Cinta. Cinta  bisa bikin kita sedih kalau cinta kita nggak berbalas sama orang yang kita suka. Cinta juga bisa bikin kita seneng kalu cinta kita berbalas sama orang yang kita suka. Sesederhana itu. Ya memang itu kelihatannya sepele. Tapi berdampak besar bagi kehidupan kita. Warna-warni kehidupan cinta mungkin bisa membuat mereka bahagia. Tapi kenapa tidak buat aku ?
Kamu. Ya, kamu. Kamu harus tanggung jawab atas rasa yang ada di hatiku. Kamu udah bikin hatiku deg-degan waktu aku deket kamu dan juga waktu aku liat kamu main gitar. Entah mengapa aku bisa suka sama kamu. Dari segi fisik kamu biasa aja. Tapi aku selalu harus bisa mengontrol jantungku supaya tidak deg-degan terus salah tingkah.
Suatu hari aku duduk  dengan si dia. Satu bangku dengannya. Pertama aku biasa saja. Tapi setelah aku denger dia main gitar untukku. aku mulai merasakan sesuatu. Ya, jantungku berdegup kencang entah mengapa. Dan aku salah tingkah dan terus melihat tangannya yang lihai memetik senar-senar gitar itu. Tiba-tiba dia berhenti bermain gitar dan bertanya padaku. “Woy, kamu kenapa ?”. “hah, kenapa ??” jawabku gelagapan. “kamu kok ngelamun ? ngeliat apa sih ?” timpalnya lagi. “hah, gapapa kok, sudah lupakan-lupakan.” Jantungku terus berdegup tak terkendali. Hari itu berakhir dengan kesenangan tersendiri di sudut hatiku.
Semenjak itu aku sering sebangku dengannya. Aku menjadi akrab dengannya. Entah mengapa aku nggak pernah merasa bosan padahal aku setiap hari aku duduk dengan dia. Aku merasa nyaman dengannya. Ia selalu mengerti aku. Selalu memperingatkanku jika aku melakukan sebuah tingkah yang salah. Aku selalu mendengarkan apa yang ia katakan. Aku tidak pernah merasa bosan. Entah apa yang terjadi padaku. Padahal aku adalah tipe orang yang gampang bosan dengan sesuatu.
Tapi entah mengapa juga. Setelah beberapa bulan aku dekat dengannya aku jadi sering bertengkar. Padahal masalahnya juga masalah sepele. Tapi itu bisa bikin aku sama dia berantem terus diem-dieman sama dia selama berhari-hari. Kadang aku bisa galau sendiri mikirin masalah itu. Sejauh itu aku hanyalah seorang teman baginya. Lalu Ia berubah jadi atos sama aku. Aku nggak ngerti sebenernya ini skenario apa ? Sampai akhirnya kenaikan kelas pun terjadi. Aku dan dia sudah nggak sekelas lagi.
Sms pun jarang banget. Sampai akhirnya ada acara kelas 8 ku dulu. Hari itu aku lagi nggak enak badan. Pileknya nggak berhenti-berhenti. Selama acara itu kliatannya aku yang paling nggak happy. Setelah semua acara selesai dan semua pulang, hanya tertinggal beberapa orang aku memesan satu botol bir. Aku minum sedikit. Sisanya di habiskan temanku. Setelah itu aku pulang. Setelah di mobil aku memikirkan dia sambil menunggu smsnya. Entah ada kekuatan apa ia tiba-tiba sms aku. Menanyakan keadaanku. “Kamu sakit?” tanyanya. “Iya”  jawabku singkat. “Sakit apa ?” tanyanya lagi. “Cuma flu kok, sama ketambahan minum bir tadi jadi agak pusing” jawabku lagi. “Hah ? kamu minum lagi ?” jawabnya mungkin sedikit kaget. “iya, tenang cuma dikit kok hhe” jawabku menenangkan. “ Okedeh, GWS ya :)”  jawabnya lagi. “oke makasih :)” balasku. Ya, hanya sampai disitu saja nggak lebih.
Sampai suatu hari dia memintaku berubah. Aku turuti semua yang dia ingin. Sebenernya aku nggak tahan dengan semuanya. Ciyus deh cungguh. Aku seperti sedang memainkan sebuah sandiwara yang aneh. Sosok aku yang diam dan kalem. Itu bukan aku ! Aku bukan cewek yang hanya suka berdiam diri. Lalu ia memutuskan untuk hanya sekedar bersahabat denganku. Mau nggak mau aku harus menerimanya.
Jujur aku sedih, ia menjadi milik orang lain. Aku kecewa. Tapi sudahlah inilah resiko mencintai seseorang. Harus bisa menerima sebuah kenyataan pahit atau kenyataan yang lainnya. Menerima jika cintanya tak berbalas.  Aku hanya berdoa semoga ia bahagia dengan seseorang diluar sana yang lebih baik dariku. Aku hanya ingin bertanya padamu. Masih adakah tempat untukku di sudut relung hatimu ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar